Dosen pembimbing :
Agus Kiswantono ST, MT
TEKNIK TEGANGAN TINGGI

Oleh :
ERIK PRANATA PUTRA
NIM 13041012 / Semester VI
TEKNIK ELEKTRO
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2015/2016
Mata Kuliah : Teknik Tegangan Tinggi
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam makalah ini akan membahas tentang
tugas mata kuliah teknik tegangan tinggi, adapun rumusan masalah dan pembahasannya sebagai
berikut.
1.2 Rumusan Masalah
Prinsip kerja arrester dalam mencegah
gangguan petir.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Kerja
Arrester Dalam Mencegah Gangguan Petir
Lightning arrester adalah suatu
alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih
abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja
hubung (switching surge) di suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi
kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan
ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak peralatan jaringan seperti tansformator
dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester merupakan alat yang peka
terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan sistem.
Arrester petir atau disingkat
arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik
terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi
melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan
lebih yang dating dan mengalirkannya ketanah. Disebabkan oleh fungsinya,
Arrester harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas
dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan.
Arrester berlaku sebagai jalan
pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh
arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada
peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan
oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang
diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu
arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenaga
listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan
listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu
induk. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
a.
Tegangan
percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya(discharge voltage),
yaitu tegangan pada terminalnya pada waktupelepasan, harus cukup rendah,
sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga
tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan
disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage
drop)
Jatuh tegangan pada arrester = I
x R
Dimana
I = arus arrester maksimum (A)
R = tahanan arrester (Ohm)
b.
Arrester
harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula.
Batas dari tegangan system di mana arus susulan ini masih mungkin, disebut
tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
Pada prinsipnya arrester
membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak timbul tegangan
lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai
isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang
berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah arus hilang,
arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Pada dasar arrester
terdiri dari dua bagian yaitu : Sela api (spark gap) dan tahanan kran (valve
resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari tegangan
percikan ditentukan oleh tegangan system maksimum dan oleh tingkat isolasi
peralatan yang dilindungi.
Untuk penggunaan yang lebih
khusus arrester mempunyai satu bahagian lagi yang disebut dengan Tahanan katup
dan system pengaturan atau pembagian tegangan (grading system). Jika hanya
melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena gangguan dengan tidak
memperdulikan akibatnya terhadap pelayanan, maka cukup dipakai sela batang yang
memungkinkan terjadinya percikan pada waktu tegangan mencapai keadaan bahaya.
Dalam hal ini, tegangan system
bolak – balik akan tetap mempertahankan busur api sampai pemutus bebannya
dibuka. Dengan menyambung sela api ini dengan sebuah tahanan, maka kemungkinan
api dapat dipadamkan. Tetapi bila tahanannya mempunyai harga tetap, maka jatuh
tegangannya menjadi besar sekali sehingga maksud untuk meniadakan tegangan
lebih tidak terlaksana, dengan akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun
gagal. Oleh sebab itu disrankan memakai tahanan kran (valve resistor), yang
mempunyai sifat khusus, yaitu tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan
arusnya besar.
Proses pengecilan tahanan
berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih mencapai harga puncak. Tegangan
lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastis pada tahanan sehingga jatuh
tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar. Bila tegangan lebih habis dan
tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga arus susulannya dibatasi
kira – kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada
waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini
bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama
tahanan kran. Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup besar
(200–300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet.
Dalam hal ini, baik amplitude
maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadaman dapat dilakukan
sebelum tegangan system mencapai harga nol. Tegangan dasar (rated voltage) yang
dipakai pada lightning arrester adalah tegangan maksimum sistem, dimana
lightning arrester ini harus mempu-nyai tegangan dasar maksimum tak melebihi
tegangan dasar maksimum dari sistem, yang disebut dengan tegangan dasar penuh
atau lightning arrester 100 %. Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi
peralatan system tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga
arrester dapat digunakan dengan baik dalam pemakaiannya. Arrester mempunyai
tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakaiannya yaitu :
1.
Tegangan
rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2.
Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh
tegangan (voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang
menpunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa arrester tidak boleh
dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, baik pada keadaan normal maupun
dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsingnya ia menanggung
tegangan system normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik
pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh
terminal ketika melalukan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan
singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja.
Batas termis ialah kemampuan
untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang –
ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan
arus sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melalukan
surja hubung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar
masih rendah. Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat
serendah mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1)
Dapat
melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah
(saturated ground fault).
2)
Dapat
memutuskan arus susulan.
3)
Mempunyai
tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan
sela dan tegangan pelepasannya rendah.
Jenis-jenis
pengaman Ligntning arrester:
§
Lightning
Arrester Jenis Oksida Film
§
Lightning
Arrester Jenis Thyrite
§
Lightning
Arrester Jenis Katup (Valve)
§
Lightning
Arrester Jenis Expulsion


